Hidangan Lebaran | Setiap kali waktu lebaran tiba, hal yang paling banyak ditunggu selain bersilaturahmi dan saling memaafkan dengan tetangga maupun sanak saudara adalah hidangannya. Ketika lebaran tiba, banyak hidangan lebaran yang pada dasarnya adalah hidangan sehari-hari, menjadi spesial karena spesial dimasak dan disajikan sebagai hidangan lebaran.
Ketika Idul Fitri tiba, hidangan yang paling banyak di masak adalah opor ayam. Hidangan lebaran ini menjadi spesial karena menggunakan ketupat sebagai pengganti nasi. Bahkan selang satu minggu setelah hari raya Idul Fitri dikenal dengan hari raya ketupat, karena pada hari tersebut adalah waktu yang dianggap "khusus" yang paling tepat untuk memasak opor ketupat. Pada hari-hari biasa, ketupat dengan opor ayam ini terasa biasa ketika dimakan, tetapi ketika momentum Idul Fitri ini, ketupat opor ayam yang seharusnya terasa biasa saja menjadi luar biasa karena dimakan ketika momen Idul Fitri yang notabene terjadi satu tahun sekali.
Lain halnya ketika Idul Adha datang, makanan yang menjadi "trading topics" adalah sate kambing dan gulai kambing. Tetapi yang membedakan hidangan lebaran idul adha jika dibandingkan dengan hidangan lebaran idul fitri adalah masakan ini dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat, baik bawah menengah, apalagi yang atas. Hal ini karena setiap orang yang kurang mampu akan mendapatkan bagian daging hewan qurban sehingga semua orang nantinya akan sama-sama merasakan nikmatnya makan daging kambing maupun sapi yang mana ketika diluar hari idul adha makanan tersebut hanya ada dalam mimpi dikarenakan harganya yang tidak terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Tetapi efek buruknya adalah tingkat kolesterol pada hari raya idul adha ini akan meningkat seiring meningkat pula tingkat konsumsi daging merah pada hari raya tersebut.
Terlepas dari kesemua hidangan yang tersaji ketika baik idul fitri maupun idul adha, selayaknya kita arif dalam menyikapi kesemua hidangan lebaran tesebut. Kita juga selayaknya tidak mengkonsumsi secara berlebihan makanan-makanan tersebut, karena pada hakikatnya prinsip manusia adalah "Makan untuk hidup" bukan "hidup untuk makan".
Hal lain yang tidak kalah penting adalah esensi dari kedua hari raya umat agama Islam tersebut. Jangan sampai nilai-nilai utama dari perayaan hari raya tersebut tergantikan dengan adanya hidangan lebaran yang menggugah selera. Nilai-nilai moral seperti perasaan bersyukur terhadap nikmat Tuhan, perasaan berbagi kenikmatan maupun rezeki kepada orang lain layaknya menjadi hal yang paling penting jika hanya dibandingkan dengan enaknya hidangan lebaran yang notabene hanya bisa dirasakan nikmat ketika masih dimulut saja. Semoga informasi ini bermanfaat.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah esensi dari kedua hari raya umat agama Islam tersebut. Jangan sampai nilai-nilai utama dari perayaan hari raya tersebut tergantikan dengan adanya hidangan lebaran yang menggugah selera. Nilai-nilai moral seperti perasaan bersyukur terhadap nikmat Tuhan, perasaan berbagi kenikmatan maupun rezeki kepada orang lain layaknya menjadi hal yang paling penting jika hanya dibandingkan dengan enaknya hidangan lebaran yang notabene hanya bisa dirasakan nikmat ketika masih dimulut saja. Semoga informasi ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar